Pemain : Marion Cotillard, Sylvie Testud, Pascal Greggory
Skor : 7.5 / 10
Apakah anda pernah mendengar lagu-lagu Perancis berikut? La Vie En Rose, Hymne a l'amor, Padam Padam atau Non, je ne regrette rien (No Regrets)? Anda yang mencintai lagu-lagu lama pasti sudah tidak asing dengan lagu-lagu yang sudah saya sebutkan tadi, terutama lagu terkahir, No Regrets. Seorang penyanyi wanita Perancis bersuara indah mempopulerkannya sekitar tahun 1940-1960an. Penyanyi wanita itu bernama Edith Piaf. Hampir semua lagu Edith Piaf menggambarkan kehidupannya yang sulit semenjak ia masih kecil hingga dewasa, dan akhirnya meninggal. Film La Vie En Rose adalah sebuah kisah nyata yang mencoba untuk menceritakan kehidupan Edith Piaf.
La Vie En Rose memberikan sebuah tantangan berat untuk saya dalam mereview. Film ini memiliki alur campuran. Setiap beberapa menit, film akan bergerak maju atau mundur, menampilkan cerita kehidupan Edith di tahun yang berbeda. Tetapi yang membuat saya sangat salut dengan film ini, penonton masih dapat mengikutinya dengan baik tanpa harus kebingungan mengikuti alur cerita. Saya mencoba untuk mereview film ini dengan satu alur sehingga mudah untuk dimengerti.
Ibu Edith yang bekerja sebagai penyanyi jalanan meninggalkan Edith yang masih kecil di rumah neneknya. Louis (ayah Edith, bekerja sebagai akrobatik) mengetahuinya dan membawa Edith ke rumah ibunya. Ibu Louis memiliki usaha rumah bordil. Dengan terpaksa, Edith kecil harus tinggal di lingkungan bordil yang seharusnya ia tidak berada disana. Sehari-hari ia bergaul dengan para wanita di rumah bordil yang tentu saja membawa dampak psikologis bagi Edith.
Edith dititipkan di rumah bordil, milik ibu Louis (nenek Edith) |
Titine dan Edith saat ziarah ke St. Theresa |
Leplee memberi nama tambahan untuk Edith (sebagai nama panggung), yaitu Piaf (burung pipit kecil). Semua pengunjung club sangat menyukai suara Edith Piaf. Kehidupan Edith saat itu mulai membaik.
Leplee menemukan Edith menyanyi di jalanan |
Raymond mengajarkan banyak hal kepada Edith dalam bernyanyi. Gaya Edith dalam bernyanyi pelan-pelan mulai berubah. Edith lebih luwes, tidak gugup, lebih menghayati, dan lebih jelas dalam artikulasi sewaktu menyanyi. Semenjak saat itu karir Edith terus menanjak. Tetapi Edith kembali jatuh setelah mengetahui Marcel (seorang petinju) yang sangat ia cintai meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Edith sangat depresi dan mulai kecanduan obat penenang.
Edith Piaf |
Edith Piaf di gedung Paris Olympia |
Entah karena reaksi alergi dari obat-obatan penenang yang dikonsumsi atau memang Edith menderita penyakit penuaan dini (Hutchinson Gilford Progeri / HGP), Edith terlihat lebih tua dari usianya. Kondisi kesehatannya berubah drastis, tidak jarang Edith pingsan dalam pementasannya. Dalam film ini juga tidak dijelaskan secara gamblang tentang penyakit Edith.
Apakah La Vie En Rose sudah berhasil menceritakan dan menggambarkan sosok Edith Piaf?. Dengan tegas saya menjawab YA, meskipun masih ada satu yang mengganjal bagi saya yaitu tentang penyakit yang diderita Edith Piaf. Bagaimana tidak dikatakan berhasil, Marion Cotillard yang memerankan Edith Piaf dalam La Vie En Rose, memiliki kemiripan 80% dengan Edith Piaf yang asli. Tidak heran kalau La Vie En Rose berhasil memenangkan Academy Awards 2008, kategori Best Achievement in Make Up dan Best Performance by an Actress in a Leading Role (Marion Cotillard).
Saya pernah menonton salah satu film Marion Cotillard yaitu, Public Enemies, karakter, sikap, dan cara berbicara Marion di Public Enemies sangat berbeda dengan saat ia memerankan Edith Piaf. Marion seperti menjadi seseorang yang bukan dirinya. Dua jempol untuk Marion Cotillard.
Edith Piaf dalam sebuah foto di Wikipedia dan Make Up Marion Cotillard sangat mirip dengan Edith Piaf yang asli |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar