25 Februari 2016

Mr. Go aka Mi-Seu-Teo-Go (2013)

Peleburan Air Bud, Rise of the Planet of the Apes dan King Kong
Cover Mr. Go
Skor       :  7.0 / 10
Mr. Go (2013) on IMDb 
"Baseball is a sport where you start at home and you return home"
Film Korea yang diadaptasi dari komik terkenal karya Heo-Young Man yang berjudul "The 7th Baseball Club" ini mengisahkan hubungan persahabatan antara seekor gorila bernama Ling Ling dengan gadis kecil bernama Wei Wei berbalut nuansa olahraga baseball di dalamnya. Diceritakan Ling Ling dan Wei Wei bertemu di sebuah kelompok sirkus ternama Roushang di Cina. Roushang ramai dikunjungi penonton karena memiliki Ling Ling, gorila istimewa yang dapat bermain baseball (sebagai pemukul bola). Sementara Wei Wei adalah salah satu anak asuh sirkus Roushang. Hubungan Ling Ling dan Wei Wei begitu dekat. Wei Wei pula yang mengajarkan dan melatih Ling Ling untuk mengerti beberapa kosakata bahasa Cina. Tidak seorangpun yang mengerti Ling Ling dan dipatuhi oleh Ling Ling selain Wei Wei. Namun kejayaan sirkus Roushang tidak bertahan lama, karena pemimpin sirkus mulai terbelit hutang taruhan judi dan mengambil keputusan konyol dengan mendatangkan gorila gunung bersama Leiting untuk dijadikan sebagai gorila tandingan bagi Ling Ling  (gorila pelempar bola). 
Tidak seperti Ling Ling yang dari dataran rendah yang akrab dengan manusia, Leiting sangat agresif, buas dan perusak. Karena sifat Leiting itulah, pemimpin sirkus memutuskan untuk mengikat Leiting dengan rantai dan tidak membiarkannya bebas seperti Ling Ling.

Cobaan sirkus Roushang tidak berhenti sampai di situ, bencana gempa bumi yang melanda Cina menyebabkan pemimpin sirkus meninggal, untungnya Wei Wei dapat terselamatkan, berkat Ling Ling. Ling Ling menemukan dan mengangkat Wei Wei dari reruntuhan bangunan. Setelah gempa itu, Wei Wei harus menanggung beban hutang yang ditinggalkan pemimpin sirkus. Wei Wei dan anak-anak Roushang juga hampir setiap hari harus menghadapi penagih hutang. 

Pada saat itulah, secara kebetulan seorang agen pencari bakat, Sung Chung-Su tertarik untuk mengontrak Ling Ling ke dalam tim baseball Korea (Doosan Bears). Bagai gayung bersambut, Wei Wei melihat ini sebagai sebuah kesempatan untuk melunasi hutang dan membangun kembali sirkus Roushang yang telah jatuh. Wei Wei akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Sung Chung-Su dan mengajak Ling Ling pergi meninggalkan anak-anak asuh sirkus dan Leiting untuk bertolak ke Korea. Mereka berdua mengadu nasib sebagai pemain baseball Doosan Bears. Sejak saat itu, Ling Ling dipanggil dengan nama komersilnya, Mr. Go dan membela tim Doosan Bears dengan memakai nomor punggung 99 (untung nama komersilnya bukan Lorenzo hehehe *just kiddin). Pukulan bola Ling Ling sangat kuat dan hampir dipastikan selalu mencetak Home Run. Seketika itu juga, Ling Ling menjadi bintang lapangan baseball dan mencuri perhatian masyarakat serta media di Korea.

Ling Ling dan Wei Wei bersama tim Doosan Bears saat interview
Ling Ling dan Wei Wei bersama tim Doosan Bears saat interview

Bagaimanakah Ling Ling harus beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan'nya yang baru sebagai pemain baseball? Apakah Ling Ling akhirnya dapat menolong Wei Wei melunasi hutang dan membangun kembali Roushang? Lalu bagaimana dengan kondisi Leiting yang masih berada di Cina?

Cerita dan adegan yang ditampilkan dalam Mr. Go ini sebetulnya sudah banyak kita temui (mirip) dalam film-film lain yang mendapuk binatang sebagai tokoh utama, seperti kejeniusan anjing bernama Buddy yang bisa bermain basket dalam film Air Bud, hubungan spesial antara manusia (Ann) dan seekor gorila dalam film King Kong dan perseteruan sesama simpanse dalam Rise of the Planet of the Apes. Bisa dibilang, Mr. Go ini peleburan antara ketiga film itu.

Namun, yang membuat Mr. Go ini terasa istimewa adalah adegan-adegan khas yang biasanya ada di film-film Korea disuguhkan dengan sangat kocak karena melibatkan seekor gorila. Pernah melihat aksi minum sampai mabuk khas film Korea? Biasanya adegan ini terjadi ketika seseorang merasa kecewa, sedih atau depresi. Yaa, itu juga ada di Mr. Go, yang membuat jadi kocak, mabuknya bareng gorila hehe.. Bukan cuma itu, karakter Ling Ling adalah karakter pertama yang dibuat full digital di Asia lhoo.., proses keseluruhan syutingnya juga memakai kamera 3D. Tidak mengherankan kalau visualisasi karakter Ling Ling dan Leting begitu bagus, halus dan tampak nyata. Keduanya seperti terlihat bermain baseball sungguhan.

Adegan Su Chung Su mabuk bareng Ling Ling
Adegan Su Chung Su mabuk bareng Ling Ling, hahha asli kuocak puoooll

Sensasi kemeriahan event pertandingan baseball yang diadakan di sebuah stadion yang megah dan besar juga berhasil membuat saya serasa ikut berada di tribun membaur di tengah-tengah ribuan penonton. Dan ternyata, gambar ribuan penonton ini juga diciptakan dengan memakai teknik digital. Hebat banget ya.., Asia udah bisa bikin film sekelas King Kong :D

Ling Ling bermain baseball


Dari sisi pemain, Jiao Xu pemeran Wei Wei yang dikenal sebagai Dakota Fanning'nya Korea ini kurang begitu natural, agak kaku, kurang luwes apalagi kalau pas beradu adegan serius sama si Ling Ling, lebih enak nonton Ann (Naomi Watts) dan Kong di film King Kong. Tapi untuk pemeran Su Chung Su, si agen pencari bakat (Dong-Il Sung), asli kuocak banget apalasi pas adegan mabuk bareng Ling Ling. Lucu juga pas melihat Su Chung-Su mencoba menggantikan Wei Wei memberikan instruksi bermain baseball pada Ling Ling dengan cambuk. Ada juga penampilan singkat artis Korea ternama, Kim Jung Eun yang main di Lovers in Paris sebagai cameo.

Secara keseluruhan, film ini ringan meskipun ada beberapa adegan yang mungkin bisa membuat penonton sedikit terharu, tapi tetap menghibur dengan joke-joke segarnya. Durasi film yang termasuk panjang, 130 menit jadi tidak terasa membosankan.

Satu pesan yang bisa diambil dari film Mr. Go ini, tolak ukur seberapa baik kita mengenal dan memahami orang-orang terdekat kita itu bukan dari soal waktu berapa lama kita bersama dengan orang itu, tapi bagaimana kita bisa ikut merasakan apa yang mereka rasakan hanya dengan melihat meskipun mereka tidak mengungkapkan apa yang mereka rasakan saat itu, entah itu perasaan senang, sedih atau kecewa.

1 komentar: