21 Maret 2016

Gangs of New York (2002)

Nggak Selamanya Peran Antagonis Bikin Ilfeel
Cover Gangs of New York
Skor       :  7.0 / 10
Gangs of New York (2002) on IMDb 

Berhubung masih anget-angetnya kemenangan DiCaprio di ajang Oscar 2016 dalam film The Revenant, kali ini saya mau bagikan salah satu film DiCaprio yang berjudul Gangs of New York. Di waktu yang lampau, kota New York memiliki banyak gank atau kelompok. Mereka hidup mengelompok dengan ciri dan keunikan masing-masing. Pada tahun 1846, dua gank yang sedang bertikai, grup pendatang (imigran) Dead Rabbit yang dipimpin oleh Pendeta Vallon (Liam Neeson) dan The Natives yang dipimpin oleh Bill "the Butcher" Cutting (Daniel Day Lewis) sepakat melakoni duel habis-habisan demi membuktikan siapa yang terkuat dan layak bertahan di New York. Dalam duel itu, anak Pendeta Vallon, Amsterdam Vallon (Leonardo DiCaprio) yang masih kecil harus menyaksikan kekalahan Dead Rabbit dan kematian ayahnya di tangan Bill. Seketika itu juga duel pun berhenti karena Dead Rabbit telah kehilangan pemimpin dan juga semangat untuk berduel. Mereka menyerah di tangan The Natives.

Bill kemudian meminta agar Pendeta Vallon dikuburkan secara layak dan membubarkan gank Dead Rabbit. Bill juga melarang siapapun menyebut kembali nama Dead Rabbit. Sementara itu, Amsterdam dikirim oleh Bill ke sekolah untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun Amsterdam yang sangat marah berhasil mengambil pisau dari saku jenazah ayahnya, mengancam anggota The Natives dan melarikan diri ke dalam markas Dead Rabbit (Five Points) menuju ke sebuah ruangan rahasia untuk mengubur pisau dan medali peninggalan ayahnya.


Pendeta Vallon dan Bill
Pendeta Vallon dan Bill

Enam belas tahun berlalu, Amsterdam berniat menuntut balas kematian ayahnya. Ia kembali ke New York, menuju Five Points, menggali dan mengambil kembali pisau serta medali peninggalan ayahnya. Ketika menggali, secara mengejutkan, Johnny (Henry Thomas) melihat Amsterdam. Johnny adalah teman masa kecil Amsterdam di Five Points yang pernah membantu Amsterdam melarikan diri. Seketika itu juga, Johnny langsung dapat mengenali kalau Amsterdam adalah anak dari Pendeta Vallon. Sejak pertemuan di Five Points, mereka sering menghabiskan waktu bersama.

Mereka bertahan hidup di Five Points dengan segala cara, mulai dari ikut menjarah dan bekerja pada Bill. Amsterdam sengaja berupaya mendekati Bill dan berusaha masuk menjadi anggota The Natives untuk membalaskan dendam ayahnya. Pada masa ini, The Natives menjadi gank yang paling berkuasa dan paling ditakuti. Sang pemimpin, Bill, dikenal memiliki hubungan dan pengaruh yang sangat besar di bidang politik (pemerintahan). Sosok Bill yang suka main hakim sendiri dan kejam semakin menambah power gank The Natives. Tidak ada yang berani mengusik The Natives apalagi menyebut kembali gank Dead Rabbit. Namun, di balik sifatnya yang kejam, Bill begitu menghormati perjuangan ayah Amsterdam, Pendeta Vallon. 


Aksi Daniel Day Lewis memerankan Bill di Gangs of New York
Aksi Daniel Day Lewis memerankan Bill di Gangs of New York

Berkat kecerdasan dan keberanian Amsterdam, ia berhasil masuk menjadi anggota The Natives. Bukan cuma itu, Amsterdam juga menjadi orang kepercayaan Bill setelah Amsterdam berhasil menyelamatkan Bill dari rencana pembunuhan.

Well, lalu bagaimana selanjutnya? Apakah identitas Amsterdam akan terbongkar? Apakah Amsterdam berhasil membunuh Bill dan membalaskan kematian ayahnya? Lalu bagaimana nasib gank Dead Rabbit selanjutnya?


Film karya Martin Scorsese (salah satu sutradara favorit DiCaprio) ini terinspirasi dari kisah nyata seorang tokoh dunia bernama William Poole yang hidup di New York pada era tahun 1821-1855'an. Sama dengan tokoh Bill di Gangs of New York, William Poole adalah seorang pemimpin gank yang sangat ditakuti. Kendati demikian, sejarah dan cerita kehidupan keduanya berbeda. Hanya sekelumit kisah dan watak karakter'nya saja yang menjadi inspirasi tokoh Bill. Bagi yang ingin mengetahui kisah William Poole selengkapnya dapat membaca dari link Wikipedia berikut https://en.wikipedia.org/wiki/William_Poole.

Karakter Bill di film ini begitu kuat. Bill digambarkan sebagai pemimpin yang ditakuti karena kebengisan'nya. Ia tidak segan membunuh lawannya dengan cara yang sangat sadis. Bill digambarkan sebagai ahli menggunakan pisau. Ia sangat piawai beratraksi dengan pisau lempar. Sempat ada beberapa scene yang membuat saya mual dan miris. Bill sangat membenci pengkhianatan, tapi ia sangat menghormati kesetiaan dan menghargai nilai sebuah perjuangan. Ia juga dikenal sangat angkuh dan tidak ingin dipandang rendah bahkan beberapa sudut pandangnya sangat merendahkan kaum minoritas di kota New York. Tapi, entahlah mengapa koq saya suka banget liat Daniel Day Lewis (DDL) di film ini, malah lebih suka daripada DiCaprio yang memerankan Amsterdam. Mungkin karena saking kuat dan kentalnya karakter Bill, dan feel DDL yang dapat banget "ngeblend" dengan karakter Bill. Ternyata nggak selamanya peran antagonis itu bikin ilfeel :)


Amsterdam (DiCaprio) dan Dead Rabbit
Amsterdam (DiCaprio) dan Dead Rabbits

Dari sisi cerita, berkisah tentang pembalasan dendam yang dibalut politik. Ada beberapa kisah politiknya yang membosankan dan jujur saya kurang paham atau bahkan gagal paham, terlalu rumit seperti soal pemilu dan ada juga perang sipil. Kurang lebihnya, pertikian antar gank dan perebutan kekuasaan di pemerintahan yang memanfaatkan power sebuah gank di masyarakat. But it's oke, sekedar memahami konflik antara Amsterdam dan Bill buat saya sudah lebih dari cukup koq heheh. Oya, karena film ini mengambil setting di era tahun 1840'an ya otomatis tampilan visualnya juga dibuat jaman baheula (vintage) gitu. Begitu juga dengan kostum, untuk wanita memakai dress yang sangat press body berkorset di bagian atas dan mengembang di bagian bawah.

Oya, sebetulnya masih ada 1 lagi artis ternama yang bermain di film ini yaitu Cameron Diaz yang berperan sebagai Jenny Everdeane, yang dikenal sebagai wanita paling cantik di kota New York. Tapi sayang, sungguh amat disayangkan, Jenny memiliki keahlian khusus yang merugikan orang lain, yaitu mencopet (haha.. keahlian koq mencopet toh yo... haha..). Sudah dapat ditebak pastinya, Jenny ini menjalin kisah asmara dengan Amsterdam. Sengaja tidak saya tulis di atas, karena sebetulnya kisah asmara ini hanyalah bumbu semata dan sebetulnya jika tidak ada kisah Jenny ini juga tidak berpengaruh banyak pada cerita, hanya saja mungkin lebih mellow dan menambah manis cerita. Akting Diaz juga biasa saja koq, tidak istimewa.

Oke itu saja dari saya, untuk DiCaprio kamu juga biasa saja tuh di film ini. Sorry Leo :)

1 komentar: