26 April 2014

HOSTEL II (2007)

Cerita lebih Kompleks, Berbobot, Tidak terlalu Brutal & Vulgar
<img src="HOSTEL II.jpg" alt="HOSTEL II Cover">
Pemain  :  Jay Hernandez, Lauren German, Bijou Phillips, Roger Bart, Heather Matarazzo, Vera Jordanova, Richard Burgi
Skor       :  7.0 / 10
Hostel: Part II (2007) on IMDb 

Beberapa minggu yang lalu setelah menonton film HOSTEL I yang menurut saya tidak terlalu mengecewakan, saya memutuskan untuk menonton sekuel lanjutannya, HOSTEL II. Review HOSTEL I dapat dibaca di postingan saya sebelumnya, http://www.reviewcinema.com/2014/04/HOSTEL.html. Masih ingatkah Anda dengan Paxton (Jay Hernandez), satu-satunya yang berhasil menyelamatkan diri dari pembunuhan brutal di HOSTEL I ? Di sekuel kali ini, diceritakan Paxton mengalami trauma berat. Ia bersembunyi di suatu tempat bersama kekasihnya. Paxton sering mengalami mimpi buruk bertemu dengan anggota-anggota Hostel. Tapi persembunyian Paxton akhirnya terbongkar, Paxton ditemukan tewas tanpa kepala di ruang makan. Kelompok HOSTEL memang tidak akan pernah membiarkan setiap targetnya lolos.      

<img src="HOSTEL II.jpg" alt="HOSTEL II Paxton in a hospital">
Paxton in a hospital
Cerita kemudian bergeser ke tiga orang mahasiswi seni, Beth (Lauren German), Whitney (Bijou Phillips) dan Lorna (Heather Matarazzo). Ketiganya berada dalam sebuah kereta yang menuju ke Praha. Di dalam kereta, ketiganya sempat mendapatkan masalah dengan beberapa pria mabuk yang mengganggu mereka. Mereka kemudian bertemu dengan Axelle (Vera Jordanova), wanita cantik yang pernah menjadi model lukisan mereka di kampus. Axelle berniat mengembalikan Ipod milik Lorna yang telah dicuri orang tak dikenal saat di kereta. 

Malam itu, Beth, Whitney dan Lorna menawarkan kepada Axelle untuk bermalam di gerbong yang sama dengan mereka. Mereka saling bercerita tentang tujuan kepergian mereka. Axelle akan pergi berlibur ke sebuah tempat spa di Slovakia. Ketiganya kemudian tertarik dengan cerita Axelle dan berpindah kereta menuju ke Slovakia. Axelle juga mengajak mereka menginap di HOSTEL selama berada di Slovakia. Hehehe, ternyata Axelle adalah salah satu dari anggota HOSTEL. Ini salah satu hal yang amat disayangkan dari HOSTEL II, pada menit ke 20. Tokoh antagonis dan alur cerita sudah dapat ditebak. Ya, Beth, Whitney dan Lorna akhirnya terjebak dalam penginapan HOSTEL dan tinggal menghitung hari pembunuhan brutal mereka terjadi.

<img src="HOSTEL II.jpg" alt="HOSTEL II Beth, Whitney and Lorna">
Beth, Whitney and Lorna
Di HOSTEL II kali ini, masih banyak hal yang sama dengan yang ada di HOSTEL I. Jadinya mudah ditebak dan kurang greget. Seperti sekelompok anak-anak preman, hilangnya target satu-persatu secara misterius, pembunuhan yang brutal (meskipun tidak terlalu brutal seperti sebelumnya) dan tempat eksekusi yang juga masih sama dengan yang di HOSTEL I.

Jadi, tidak ada bedanya dong? Jangan terlalu kecewa dulu, karena masih ada yang membuatnya berbeda. Rupanya, HOSTEL II lebih berfokus pada tokoh antagonis. Cara mereka mencuri dan menyebarkan data pribadi target kepada setiap klien HOSTEL (eksekutor) diperlihatkan disini. Penonton diajak untuk melihat transaksi yang terjadi di dalam HOSTEL, mulai dari penawaran target, lelang harga antar calon klien, hingga proses perekrutan klien HOSTEL. 

Tampaknya, Eli Roth, penulis cerita sekaligus sutradara HOSTEL mencoba menjawab beberapa pertanyaan tentang HOSTEL dan klien yang muncul di HOSTEL I. Meskipun agak sedikit janggal, tapi sudah bisa dikatakan sebagai suatu usaha yang baik dari Eli Roth. Bagaimana bisa anggota keluarga klien tidak mengetahui sama sekali kalau keluarga mereka ada yang menjadi anggota HOSTEL dan menjadi pembunuh brutal? Ya namanya saja film, tentunya tidak semuanya dapat diterima dengan akal sehat.  

<img src="HOSTEL II.jpg" alt="HOSTEL II Stuart and Todd">
Stuart and Todd
<img src="HOSTEL II.jpg" alt="HOSTEL II Stuart would kill Beth">
Stuart would kill Beth

Usaha Eli Roth tampak dari kisahnya yang akan membuat kita terasa sangat dekat dengan klien. Adalah Stuart (Roger Bart) dan Todd (Richard Burgi), dua orang klien yang berhasil memenangkan lelang harga atas Beth dan Whitney. Stuart dan Todd memiliki kehidupan yang sangat mapan, tapi mereka tidak bahagia. Stuart adalah suami dan kepala rumah tangga yang kurang memiliki power di hadapan istrinya. Sedangkan Todd pengusaha sukses yang mungkin memang punya kelainan jiwa. Ya, HOSTEL memang gudangnya orang-orang sinting yang mendapatkan kepuasan dengan cara menyiksa hingga mati.

Stuart dan Todd dilayani dengan sangat baik oleh pihak HOSTEL hingga hari eksekusi tiba. Keduanya bertemu dan bercerita mengenai cara-cara paling brutal saat mereka melakukan eksekusi nanti, terutama Todd yang sangat tidak sabar menanti eksekusi. Mereka juga harus menjalani sesi pembuatan tato. Tidak seperti Todd yang sangat antusias, ada sedikit keraguan yang muncul dalam diri Stuart. Stuart sempat menolak sesi tato, tapi itu adalah salah satu syarat yang harus ia lalui. Stuart yang memiliki pertentangan batin (antara baik dan jahat) dan sulit mempercayai dirinya sudah bergabung dengan HOSTEL menjadi bimbang sebelum eksekusi. Apalagi sepertinya, Stuart ada sedikit ketertarikan kepada Beth.  


<img src="HOSTEL II.jpg" alt="HOSTEL II Blood scene in Hostel II">
Blood scene in HOSTEL II
(Source : www.schnittberichte.com)

Seperti yang sudah saya tulis di bawah judul, HOSTEL II memiliki cerita yang lebih kompleks dan berbobot. Karakter yang terlibat juga lebih banyak. Adegannya tidak sebrutal dan sevulgar HOSTEL I. Kira-kira apakah Stuart akan melakukan tugasnya sebagai klien, menyiksa dan membunuh Beth? Pertanyaan itulah yang membuat saya penasaran dan menonton film ini hingga akhir. Jika Anda suka kengerian dan kebrutalan, HOSTEL I. Jika Anda lebih memilih cerita yang kompleks dan berbobot, HOSTEL II.   

1 komentar: