11 Juli 2015

Les Triplettes de Belleville (2003)

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Nenek Seluas Samudra ^_^
<img src="Les Triplettes de Belleville.jpg" alt="Les Triplettes de Belleville Cover">
Skor       :  9.0 / 10
The Triplets of Belleville (2003) on IMDb 
Beberapa minggu yang lalu, komunitas tempat saya menyalurkan hobi nonton (Arek Nonton) mendapatkan kesempatan menghadiri festival pemutaran cinema Prancis yang diselenggarakan di Auditorium IFI (Institute Francais Indonesia) yang lokasinya berada di dalam kompleks pertokoan AJBS Surabaya. Senangnya bisa mendapatkan kesempatan ini karena memang even ini tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Even diselenggarakan 1 minggu sekali (setiap hari Kamis) dengan memutar film yang berbeda-beda setiap minggunya dan baru saja berakhir pada Kamis lalu, 25 Juni 2015. Karena even diadakan bukan pada akhir Minggu, jadi tidak setiap Kamis saya bisa hadir dan kebetulan salah satu film yang ditayangkan dalam even ini sudah pernah saya tonton dan juga sudah saya review di blog ini, yaitu L'Illusionniste. Saat itu saya memilih menonton film Les Triplettes de Belleville yang akan saya review. Ok langsung saja, marii...

Les Triplettes de Belleville bercerita tentang kehidupan seorang nenek tua (Madame Souza) bersama cucunya yang masih kecil (Champion) di sudut kota Perancis. Madame Souza begitu menyayangi Champion, apalagi cucunya itu sudah tinggal bersamanya sejak kecil. Setelah mengetahui kalau sang cucu begitu menginginkan sepeda, Madame Souza membelikan Champion sebuah sepeda. Champion sangat senang dan bercita-cita suatu saat nanti akan mengikuti Tour de France. Sekedar pengetahuan, Tour De France adalah kejuaraan balap sepeda paling bergengsi di dunia yang diadakan selama 3 minggu pada bulan Juli di Perancis. Tour de France diselenggarakan tiap tahun untuk para pembalap sepeda profesional dan jarak tempuhnya juga cukup jauh.

Benar saja, ketika Champion sudah beranjak dewasa, ia berlatih mati-matian ditemani sang Nenek demi mengikuti kejuaraan Tour De France. Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba, Champion mengikuti Tour De France sementara sang Nenek terus mengikuti rute pertandingan Champion dan selalu menyemangati Champion dari belakang. Tapi sayang, Champion gagal dan menyerah karena kelelahan. Di saat yang bersamaan, ada sekelompok orang asing menyamar dengan mengendarai mobil yang menculik para peserta yang tumbang, termasuk salah satu korbannya adalah Champion.

<img src="Les Triplettes de Belleville.jpg" alt="Les Triplettes de Belleville Madame Souza membersihkan punggung Champion setelah berlatih">
Madame Souza membersihkan punggung Champion setelah latihan

Melihat dari jauh cucunya diculik, Madame Souza yang ketika itu ditemani anjing kesayangan Champion yang gendut, bernama Bruno berusaha menemukan dan menyelamatkan Champion. Dimulailah petualangan Nenek tua yang begitu sayang kepada cucunya bersama seekor anjing nya melintasi samudra dan kota dengan sangat berani dan tidak mempedulikan keselamatan dirinya demi menemukan sang cucu. 

Berhasilkah Madame Souza menyelamatkan Champion? Apa tujuan dari sekelompok orang asing itu menculik para peserta yang gagal dalam Tour de France? Film yang 90% tanpa dialog ini betul-betul membuat saya tidak dapat berkata apa-apa. Bayangkan saja, meskipun tanpa dialog, tapi film ini berhasil menggambarkan, menyampaikan isi cerita bahkan makna dan pesan kalau kasih Nenek itu seluas samudra itu berhasil membuat hati trenyuh, duh sampai segitunya ya kasih Nenek itu kalau sama cucu'nya. Usaha keras Champion dan Madame Souza mempersiapkan diri menjelang Tour De France juga digambarkan secara detail dan mengundang gelak tawa karena begitu lugu, konyol dan apa adanya. 

Beberapa gambar dan adegan yang ditampilkan mengenai sekelumit kehidupan mantan trio penyanyi wanita yang sukses dan terkenal di era'nya dan terpaksa menghabiskan masa tuanya di sudut kota yang kumuh sedikit menggelitik, memprihatinkan tapi mengejutkan. Meskipun mereka bertiga bukanlah fokus utama cerita, karena memang fokus cerita ada pada Madame Souza dan Champion, tapi kehadiran mereka sangat menghibur, tidak dipaksakan dan memang ada benang merahnya dengan fokus cerita.

Semakin mendekati akhir film, saya semakin penasaran dengan apa sih sebenarnya yang dilakukan sekelompok orang asing kepada Champion? Dan itupun terjawab dengan penyelesaian akhir yang mengejutkan, seru abis melihat usaha Madame Souza dan teman-temannya untuk menyelamatkan Champion, kuocakkkkk puolllll hahahahah :D sampai-sampai seluruh penonton yang hadir malam itu di Auditorium IFI tertawa.

Terima kasih IFI, special thanx to Mr. Lucas dari pihak IFI yang sudah mengundang Arek Nonton :)

Arek Nonton bersama Mr Lucas di Auditorium IFI (Institute Francais Indonesia)
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar