21 Agustus 2014

Teenage Mutant Ninja Turtles (2014)

Kura-kura Garang yang (untungnya) Masih Tetap Kocak dan Menghibur

Skor       :  6.5 / 10
Teenage Mutant Ninja Turtles (2014) on IMDb 
Dua hari yang lalu, saya mendapat ajakan nonton dari seorang teman sekolah masa SD hingga SMP yang kebetulan sedang pulang ke Indonesia. Karena teman saya itu sedang ingin menonton Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT) dan pas kebetulan rencana nonton TMNT saya dengan teman yang lain juga batal, maka bak gayung bersambut, dengan sangat gembira saya menerimanya. Mumpung masih hangat dan segar dalam ingatan, saya tidak mau menunda mereview film ini terlalu lama, takut nantinya banyak yang terlewat karena sudah lupa, hehe. Jujur, saya juga tidak terlalu percaya diri mereview film ini, maklum teman nonton saya kali ini termasuk salah satu penghobi nonton juga, kalau ada yang kurang, tolong dikoreksi ya Lev :) 

Oke langsung saja, di Indonesia TMNT lebih dikenal dengan sebutan kura-kura ninja. Dulu, ketika saya masih kecil, serial animasi TMNT pernah ditayangkan di salah satu stasiun televisi dan saya suka menontonnya. Ini bukanlah kali yang pertama bagi film yang bercerita tentang 4 pahlawan kura-kura ninja bertopeng (Leonardo, Raphael, Michelangelo dan Donatello) diangkat ke layar lebar. Sebelumnya, di tahun 1990an, TMNT juga sudah pernah diangkat ke layar lebar, sayangnya saya belum pernah menontonnya. 

Berbekal ingatan masa kecil yang pernah menyaksikan 4 aksi kura-kura dalam serial di televisi, saya begitu antusias untuk menonton TMNT. Harapannya, saya akan kembali menyaksikan aksi kocak Leonardo dkk, terutama si Michelangelo (penggila pizza) yang merupakan karakter favorit saya dalam TMNT. Bukan hanya kocak, postur tubuh mereka yang cebol dan wajah yang innocent juga membuat penonton menjadi gemas. Tapi, apa yang saya dapatkan ? 4 kura-kura itu tampil dengan postur dan wajah yang jauh berbeda dari apa yang pernah saya lihat dulu di televisi. Malahan mereka tampil jauh lebih garang dan tidak innocent. Postur mereka tinggi dan kekar. Hmmm, mengecewakan, tapi untungnya aksi kocak mereka masih tetap sama dan tebakan saya tidak meleset, kegilaan Michelangelo menjadi senjata ampuh TMNT untuk menghibur penonton. Sempat beberapa kali penonton di dalam bioskop dibuat tertawa oleh aksi dan dialog Michelangelo, terutama ketika adegan di dalam lift dan penembakan roket.

Watak keempat karakter kura-kura ninja kali ini berhasil digambarkan dengan sangat jelas. Leonardo, si pemimpin yang bijaksana, Ralph yang temperamental dan selalu was-was, Michelangelo yang humoris, blak-blak'an dan perayu wanita dan Donatello yang jenius dan selalu update teknologi. 

Artis cantik dan seksi Megan Fox kali ini dipercaya untuk memerankan karakter April O'Neil, wartawan wanita sekaligus sahabat kura-kura ninja. Seperti biasa, Fox tetap tampil cantik meskipun tidak terlalu vulgar seperti ketika tampil dalam Transformer. Tapi, menurut saya juga kurang cocok dengan gambaran fisik O'Neil, postur Fox terlalu perfect, rambutnya juga terlalu panjang, ikal di bagian bawah dan terlalu fashionable. Chemistry Fox dengan 4 kura-kura juga tidak dapat sama sekali.

Dari segi cerita, jangan terlalu berharap banyak dari TMNT karena tidak ada yang istimewa. Masalah yang diangkat juga masih klise, khas film superhero yaitu kepahlawanan yang berusaha menggagalkan ambisi karakter antagonis untuk menguasai dunia. Selain itu, alurnya juga mudah ditebak. Hanya satu yang menarik dari cerita TMNT, yaitu mengenai kisah asal-usul 4 kura-kura ninja yang diceritakan di sini.

Sebagai film action superhero, TMNT tentu saja menghadirkan banyak adegan perkelahian dan aksi pengejaran yang seru dan menegangkan. Tapi sayang, ada beberapa adegan yang pengambilan gambarnya kurang jelas, sehingga penonton kesulitan menyaksikan adegan yang sedang berlansung, terutama ketika pertarungan terjadi di dalam ruangan yang minim cahaya, seperti ketika pertarungan di dalam selokan air yang merupakan markas kura-kura ninja. Pengambilan gambarnya juga terlalu cepat berpindah, postur tubuh kura-kura yang kekar dan tinggi semakin menambah batas ruang gerak mereka ketika bertarung di dalam ruangan. Penonton jadi semakin sulit melihat pertarungan dengan jelas ketika keempat kura-kura itu bertarung dalam waktu yang bersamaan dalam ruang tertutup. Hanya satu adegan pertarungan yang paling memuaskan, yaitu ketika pertarungan satu lawan satu antara Raphael melawan Shredder.

So kesimpulannya, meskipun TMNT kurang begitu berhasil merepresentasikan karakter-karakternya seperti apa yang saya tonton waktu kecil dulu (karena begitu banyak detail penampilan fisik karakternya yang berbeda terlalu jauh), tapi TMNT masih dapat menjadi salah satu alternatif film yang menghibur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar