14 Oktober 2014

The Final Conflict aka The Omen 3 (1981)

Akhir dari Trilogi The Omen yang Tidak Sebagus Pendahulunya
<img src="The Final Conflict.jpg" alt="The Final Conflict Cover">
Skor       :  5.5 / 10
Omen III: The Final Conflict (1981) on IMDb 
Sinopsis :
Di akhir Trilogi The Omen kali ini, diceritakan Damien Thorn (Sam Neil), seorang anak laki-laki keturunan setan Lucifer (Anti Kristus), sudah beranjak dewasa, tepatnya berusia 32 tahun. Tidak diceritakan secara jelas bagaimana ia melanjutkan hidupnya setelah kematian kedua ayah angkatnya, namun kali ini ia sedang berada di posisi puncak karir. Damien menguasai semua perusahaan milik keluarga Thorn. Demi mewujudkan keinginannya untuk menguasai dunia, Damien juga mengincar jabatan kedutaan Amerika di Inggris. Dengan kekuatan jahat yang ada di dalam dirinya, Damien menguasai pikiran Dubes Amerika di Inggris yang saat itu menjabat dan membuatnya mati dengan cara yang mengejutkan dan sangat tragis, bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Damien juga berhasil membuat Presiden Amerika takluk sehingga memutuskan pengangkatan Damien sebagai pengganti Dubes Amerika di Inggris dan sekaligus pengangkatannya sebagai ketua Organisasi Pemuda Amerika.

Sementara itu di tempat terpisah, di Yigael, ketujuh pisau milik Bugenhagen ditemukan oleh para arkeolog yang sedang mengadakan penggalian. Ketujuh pisau itu adalah satu-satunya senjata yang dapat membunuh Damien. Pisau itu kemudian dilelang dan dibeli oleh Pastor DeCarlo (Rossano Brazzi). Bersama keenam pastor yang lain yaitu Benito, Martin, Mattius, Paulo, Simeon dan Antonio, DeCarlo mulai merencanakan pembunuhan Damien.

<img src="The Final Conflict.jpg" alt="The Final Conflict Dubes Amerika bunuh diri secara tragis">
Dubes Amerika bunuh diri secara tragis

Seorang jurnalis wanita sekaligus pembawa sebuah acara reality show di televisi, Kate Reynolds (Lisa Harrow), kagum dan tertarik kepada Damien sejak pertama kali bertemu. Kate meminta Damien menjadi bintang tamu di acaranya. Kelompok Pastor DeCarlo yang mengetahui rencana itu, menggunakan kesempatan itu untuk membunuh Damien. Tapi sayang rencana DeCarlo gagal, Damien juga mulai mencurigai rencana pembunuhan yang ditujukan pada dirinya.

Di sebuah tempat, ahli perbintangan menangkap sesuatu yang janggal di langit dan memperkirakan itu sebagai tanda kedatangan Sang Juru Selamat untuk kedua kalinya dalam rupa seorang bayi yang baru lahir. Mereka kemudian menghubungi Pastor DeCarlo dan memberitahukan tentang hal itu. Benar saja, itu adalah hari kelahiran Sang Juru Selamat. Damien juga dapat merasakan kehadiranNya. Semakin hari kekuatan Damien semakin melemah karena kehadiran bayi itu. Damien tidak tinggal diam, ia mengumpulkan pengikut-pengikutnya dan memerintahkan mereka untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di waktu yang sama dengan kelahiran Sang Juru Selamat.

Review ;
Akhirnya sampai juga di review terakhir trilogi The Omen hehe. Agak terlalu lama memang selang waktu review untuk film ini dari 2 prekuel sebelumnya, The Omen dan Damien : The Omen 2, maklum karena sejujurnya saya memang agak kecewa dengan akhir trilogi The Omen ini. Hhhmm langsung saja ya... Di awal pembuka film ini, ciri khas The Omen dengan scoring musik yang megah dan paduan suara yang merdu masih dapat dirasakan, tapi dengan berjalannya durasi sekitar 108 menit ciri khas musik itu semakin hilang. Kali ini, saya hanya mendengar sedikit sekali musik pengiring yang biasanya pada 2 seri sebelumnya selalu muncul di adegan-adegan puncak untuk menambah ketegangan. The Final Conflict ini bisa dibilang bagian The Omen yang paling garing.

Cerita The Final Conflict masih tetap berfokus pada rencana pembunuhan terhadap Damien yang diceritakan selalu gagal pada 2 seri sebelumnya. Jadi adalah wajar kalau penonton tentunya masih penasaran dengan bagaimana akhir kehidupan Damien, tapi sekali lagi, mengecewakan. Konflik memang terselesaikan tapi dengan cara yang begitu mudah, tidak sebanding dengan beratnya rintangan-rintangan yang ada di 2 seri sebelumnya. Selain itu, ada bagian cerita yang sedikit terlalu memaksa dan seperti kekurangan ide, hingga akhirnya mengangkat sedikit bagian dari isi Kitab Suci, yaitu pada bagian pembunuhan massal bayi-bayi berjenis kelamin laki-laki. Satu lagi, setelah pada 2 seri sebelumnya, cerita The Omen tidak melibatkan urusan asmara, kali ini The Omen seakan sudah tidak tahan dan akhirnya memberikan porsi untuk urusan asmara. Yaa, meskipun sangat sedikit, tapi lumayan mengejutkan, karena juga melibatkan adegan yang vulgar. Hmmmhh... tidak semua film itu cocok diberi bumbu asmara, salah satunya ya The Final Conflict ini, malah mengurangi poin.

<img src="The Final Conflict.jpg" alt="The Final Conflict Salah satu aksi Damien">
Salah satu aksi Damien

Untuk Sam Neil, aura jahat iblis nya juga kurang dapet, lebih keluar sosok businessman dan playboy nya. Kali ini The Final Conflict kurang berhasil membuat karakter sentral Damien jadi terlihat menonjol, bisa jadi karena berkurangnya porsi adegan sadis yang melibatkan Damien secara langsung. Seandainya ditambah, mengingat usia Damien yang sudah dewasa dan memungkinkan Damien untuk lebih leluasa bertindak kejahatan, rasanya akan lebih bagus. Karena itu pula, saya jadinya lebih menyukai Damien (Jonathan Scott-Taylor) di Damien : The Omen 2. Sebagai kesimpulan akhir, seluruh trilogi The Omen jika diurutkan dari yang paling bagus : Damien : The Omen 2The Omen dan yang paling akhir The Final Conflict. Nuansa horor dalam The Final Conflict, tidak menakutkan, biasa.

2 komentar:

  1. kacau film ketiganya mah kaya di paksain da bner. gatot di film ketiga menurut aku mah nh trilogy nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya terlalu cepat dan mudah resolusi'nya

      Hapus