26 Februari 2013

Habibie dan Ainun (2012)

<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun Cover">
Pemain :  Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari
Skor      :  7.3 / 10

'Kamu jelek, gendut, hitam seperti gula Jawa', kalimat itulah yang dilontarkan Habibie kepada Ainun, teman sekolahnya semasa duduk di bangku SMA. Mungkin, saat itu Habibie sendiri tidak menyadari bahwa ia justru memberi perhatian yang lebih kepada Ainun dari teman-temannya yang lain. Dan tentu saja gula Jawa itu meskipun hitam, tetapi tetap saja manis. Setelah tamat SMA, mereka berpisah dan menempuh pendidikan masing-masing. Habibie (Reza Rahardian), melanjutkan studinya di teknik mesin Intitut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil memperoleh beasiswa di Jerman. Habibie melanjutkan studinya di teknik penerbangan RWTH, Aachen. Sementara Ainun (Bunga Citra Lestari/BCL), melanjutkan studinya dan mengambil fakultas kedokteran di Universitas Indonesia. 

<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun Masa Sekolah">
Habibie dan Ainun semasa di bangku sekolah

<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun Habibie">

Setelah Habibie menyelesaikan studinya, menjelang Lebaran, Habibie berkesempatan untuk pulang ke Bandung. Ia pun diminta ibunya untuk berkunjung dan memberikan hantaran ke keluarga Ainun yang juga tetangga mereka. Pada saat itulah untuk pertama kalinya Habibie dan Ainun bertemu kembali setelah sekian lama mereka tidak bertemu.


<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun Habibie bertemu Ainun">
Habibie saat pertama kali melihat Ainun setelah pulang dari Jerman

Habibie sudah menyukai Ainun saat pertama kali ia melihatnya. Habibie sering bertandang ke rumah Ainun dengan naik becak dan mengajak Ainun pergi jalan-jalan mengelilingi kota Bandung. Ayah Ainun sangat menyukai Habibie. Tidak jarang banyak pemuda yang mendekati Ainun dengan membawa mobilnya ke rumah, tetapi keluarga Ainun lebih menyukai Ainun bersama Habibie. Keluarga Habibie dan Ainun tampaknya merasa mereka adalah jodoh yang tepat.

Akhirnya pada tanggal 12 Mei 1962 di Bandung, Habibie dan Ainun menikah. Setelah menikah, Habibie membawa Ainun kembali ke Jerman untuk melanjutkan studi S3. Kehidupan mereka disana bukanlah sesuatu hal yang mudah. Selama studi, Habibie juga bekerja mendesain gerbong di sebuah pabrik kereta api. Habibie harus berjalan kaki dari rumah untuk menuju tempat kerjanya. Habibie dan Ainun betul-betul berjuang mulai dari nol

Mereka tinggal di sebuah apartemen yang kecil dan hidup sangat sederhana. Kondisi Ainun yang sedang mengandung anak pertama dan harus bergantung kepada Habibie membuat Ainun sempat meminta pulang ke Indonesia agar beban Habibie menjadi lebih ringan di Jerman. Tetapi Habibie berjanji akan membawa Ainun ke suatu keadaan yang lebih baik. 


<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun Sepatu Rusak">
Sepatu Habibie yang rusak 

Habibie menepati janjinya, kehidupan mereka mulai terus membaik setelah Habibie menyelesaikan studi S3 dan berhasil menduduki jabatan penting di sebuah perusahaan penerbangan, Messershmitt-Bolkow-Blohm di Hamburg, Jerman. Ainun juga tengah mengandung buah hati mereka yang kedua. Ainun   juga bekerja sebagai dokter anak di sebuah rumah sakit. Saat itu, Habibie dipanggil pulang ke Indonesia oleh Presiden Soeharto untuk membaktikan diri kepada Indonesia. Habibie pulang ke Indonesia seorang diri tanpa Ainun, karena Ainun masih bekerja sebagai seorang dokter di Jerman. Habibie mendirikan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) di Bandung dan menjadi Menteri Negara Riset dan TeknologiIPTN berhasil membuat pesawat pertama buatan Indonesia sendiri, N250. Ainun dan kedua anaknya akhirnya menyusul Habibie pulang ke Indonesia.


<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun Pesawat N250">
Pesawat N250 saat terbang pertama kali

Kedudukan Habibie sebagai seorang menteri banyak dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk mengambil keuntungan. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan permainan licik, memberi upeti kepada Habibie tetapi Habibie tetap menolak. Habibie juga sempat menjabat sebagai Wakil Presiden dan akhirnya pada saat kerusuhan Mei 1998, Habibie menggantikan posisi Presiden Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden.

Sayang kebersamaan Habibie dan Ainun harus diakhiri oleh penyakit lama Ainun yang kambuh lagi, kanker Ovarium, dan sudah menyebar. Habibie membawanya ke Jerman untuk dioperasi. Ainun telah menjalani operasi sebanyak 9 kali tetapi tetap saja tidak bisa membawa Ainun ke penyembuhan. Ainun akhirnya meninggal pada 22 Mei 2010, beberapa hari setelah ulang tahun pernikahan mereka.


<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun di Munich">
Habibie dan Ainun, Munich
<img src="Habibie dan Ainun.jpg" alt="Habibie dan Ainun di Munich 2">

Habibie dan Ainun adalah review film Indonesia saya yang pertama. Saya mengalami kesulitan dalam mereview film ini karena dialognya yang terdengar kurang jelas. Entah karena artikulasi mereka yang kurang jelas atau sebab yang lain. Ini tampak saat adegan di ruang makan, dimana suara langkah sepatu orang berjalan lebih terdengar jelas daripada suara dialog pemainnya. Saya juga harus mengulang beberapa kali untuk mendengarkan secara jelas saat BCL mengucapkan kata 'Truk Terbang'.

Habibie dan Ainun memfokuskan cerita pada hubungan Habibie dan Ainun yang bisa dibilang sangat kuat. Mereka adalah salah satu contoh pasangan sejati. Mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. 

Saya sangat salut dengan akting Reza Rahardian. Reza tampaknya sudah melakukan usaha yang sangat maksimal untuk memerankan Habibie. Mimik, cara bicara, dan cara berjalan Reza di film ini sangat mirip dengan Habibie. Reza juga terlihat sangat menghayati dan menikmati perannya sebagai seorang Habibie. Tetapi untuk BCL, biasa, tidak ada yang istimewa. Mungkin, BCL merasa kesulitan menemukan gambaran figur nyata Ainun. Menurut saya, BCL hanya sukses membawakan soundtrack film ini yang berjudul 'Cinta Sejati'.

"Kamu itu orang paling keras kepala, 
yang paling sulit yang aku kenal. 
Tapi kalau aku harus mengulangi kehidupanku. 
Aku akan tetap memilih kamu..." 
(film Habibie dan Ainun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar