29 Juli 2014

Rise of the Planet of the Apes (2011)

Bagaimana Bisa Saya Melewatkan Film Ini Begitu Saja?
<img src="Rise of the Planet of the Apes.jpg" alt="Rise of the Planet of the Apes Cover">
Skor       :  8.0 / 10
Rise of the Planet of the Apes (2011) on IMDb 
"Bagaimana bisa saya melewatkan film ini begitu saja?". Itu adalah pertanyaan yang timbul dalam benak saya, setelah menonton Rise of the Planet of the Apes (RotPotA). Bagaimana tidak terlambat, film ini sudah dirilis sejak tahun 2011, sedangkan saya baru menontonnya di pertengahan Juli 2014, tepat 4 hari sebelum saya menonton sekuel lanjutannya, Dawn of the Planet of the Apes (DotPotA). Tapi alih-alih terlambat, lebih baik terlambat daripada melewatkan film ini begitu saja. Menonton RotPotA adalah suatu kesempatan buat saya untuk menilik kembali di mana sebenarnya rasa kemanusiaan yang dimiliki oleh mahluk yang katanya berakal budi dan paling mulia di dunia ini, siapa lagi kalau bukan kita-kita ini, manusia. RotPotA seakan menampar muka saya, hingga malu dan membalikkan posisi manusia sebagai mahluk di dunia yang paling rendah karena tidak manusiawi. Duuhhh, kejam sekali ya ternyata manusia itu >_<.


Yaaa, meskipun film ini hanyalah fiktif, tapi apa yang dialami oleh para simpanse dalam RotPotA juga bukanlah hal yang asing lagi dan dapat ditemui dalam kehidupan nyata. Dalam RotPotA, simpanse menjadi bahan percobaan penelitian demi kehidupan manusia yang lebih baik. Siapa yang mengira, jika semua itu menimbulkan dampak yang tidak sepele, entah ini bisa disebut sebagai karma atau bukan, yang jelas efeknya sangat fantastis. Simpanse yang sudah berotak cerdas itu melawan dan mencoba menyelamatkan diri ke tempat dimana mereka memiliki kehidupan sendiri, intinya hanya satu, kemerdekaan, lepas dari perlakuan buruk manusia.


<img src="Rise of the Planet of the Apes.jpg" alt="Rise of the Planet of the Apes Caesar membebaskan semua simpanse, melawan manusia untuk menyelamatkan diri ke tempat bebas">
Caesar membebaskan semua simpanse,
melawan manusia untuk menyelamatkan diri ke tempat bebas

Sekedar kilas balik, mendengar judul Planet of the Apes memang bukan hal yang baru karena beberapa tahun lalu sudah ada beberapa film dengan judul yang mirip. Judul-judul itu diantaranya : Planet of the Apes (1968), Beneath the Planet of the Apes (1970), Escape from the Planet of the Apes (1971), Conquest of the Planet of the Apes (1972), Battle for the Planet of the Apes (1973), Planet of the Apes (2001). Menurut sumber di Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Planet_of_the_Apes), semua film itu merupakan franchise media Amerika, Planet of the Apes, yang memiliki tema cerita tentang perselisihan simpanse berotak cerdas dengan manusia yang saling ingin mengontrol dan menguasai. Planet of the Apes dirilis dalam berbagai macam bentuk media seperti film, buku dan serial tv.

Saya belum pernah menonton semua film yang saya sebutkan tadi, tapi setelah membaca sekilas ceritanya dari IMDB, menurut saya RotPotA ini tidak ada hubungan plot cerita sama sekali dengan semua film pendahulunya. Bisa dikatakan, RotPotA ini berdiri sendiri, hanya memang ada kesamaan nama karakter dalam film (Caesar), meskipun tidak semua. Tapi entahlah, bisa juga nantinya dalam sekuel-sekuel lanjutan berikutnya akan ada kesamaan cerita yang berarti bahwa film ini sebetulnya adalah remake dari film terdahulu. Mari kita nantikan dan lihat saja.

Sebagai film sci-fi, RotPotA memang tidak serumit film-film sci-fi pada umumunya. Ceritanya sederhana, alurnya juga tidak melompat-lompat, sangat mudah diikuti. Saya lebih melihat RotPotA sebagai film yang menyerupai King Kong (2005) atau Born Free (1966), karena kedekatan emosi antara satwa liar, Caesar (Andy Serkis) dengan pemiliknya, Will Rodman (James Franco) begitu sangat terasa. Jadi tidak mengherankan jika RotPotA juga dimasukkan dalam kategori film drama. Beberapa dialognya bahkan menyentuh, meskipun tidak sampai membuat penonton terharu dan menangis.


<img src="Rise of the Planet of the Apes.jpg" alt="Rise of the Planet of the Apes Will sangat menyayangi Caesar dari kecil">
Will sangat menyayangi Caesar dari kecil

Andy Serkis pemeran tokoh utama, Caesar bermain dengan sangat bagus, total malah, hingga semua gaya dan perilaku yang dibawakan benar-benar mirip simpanse. Ini adalah kali kedua bagi Serkis memerankan karakter satwa setelah King Kong (2005), sepertinya Serkis memang jago memerankan karakter-karakter nyeleneh, termasuk juga karakter Gollum dalam Lord of the Rings. Dan dengan bantuan teknologi CGI (Computer-Generated Imagery) dengan beberapa software komputer pendukung dan Motion Capture, Violaa!! karakter Caesar berhasil tercipta dengan baik, begitu nyata, bisa dibilang sempurna.

Tidak menutup mata ada sebagian orang yang menganggap film ini lucu dan aneh karena melihat simpanse begitu cerdasnya hingga dapat berkata 'No !!!'. Sampai ketika saya menonton DotPotA, masih ada saja yang memandang film ini sebelah mata. Come On.., lupakah kau kalau ini hanya film dan bukankah semua dapat terjadi di dalam film. Sudah sangat jarang lho di zaman sekarang ini ada film yang tidak hanya bercerita tapi juga mengajarkan moral kepada penontonnya, dan RotPotA serta DotPotA ini termasuk yang bisa menyadarkan kembali rasa kemanusiaan kita. Saya tidak akan banyak bercerita tentang film ini karena takut menjurus ke arah sop iler hehe.. spoiler. Saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton. :) Saya tanggung tidak akan menyesal hehe.



AWAS SPOILER!!! 
(Jangan membaca yang ada di bawah ini, jika Anda belum menonton film ini karena dapat mengurangi kenikmatan Anda dalam menonton film)


Cerita bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Will dengan serum ALZ-112 di laboratorium GEN-SYS, terapi gen yang dapat membuat otak memproduksi sel sendiri untuk mengganti sel yang lama (neurogenesis). Setelah serum itu diuji cobakan ke seekor simpanse, simpanse itu berhasil memecahkan puzzle Lucas Tower hanya dalam tempo 20 menit. Simpanse itu memiliki mata berbintik hijau cerah akibat efek samping ALZ-112, Will memberi nama simpanse itu Bright Eyes. Will kemudian mempresentasikan keberhasilannya di depan penanam modal perusahaan untuk mendapatkan ijin uji coba ALZ-112 kepada manusia. Serum itu nantinya akan digunakan untuk menyembuhkan penyakit sindrom Alzheimer (penyempitan otak) yang diderita manusia. 

Sementara itu di sisi lain gedung GEN-SYS, Bright Eyes berhasil meloloskan diri dari kandangnya. Bright Eyese membuat kekacauan hingga seisi gedung panik. Kebrutalan Bright Eyes akhirnya dapat dihentikan dengan tembakan ketika Bright Eyes sudah sampai masuk ke dalam ruang presentasi Will. Will terlambat mencegah petugas untuk tidak menembak Bright Eyes. Bright Eyes akhirnya tewas. 


<img src="Rise of the Planet of the Apes.jpg" alt="Rise of the Planet of the Apes Bright Eyes bermain Lucas Tower">
Bright Eyes bermain Lucas Tower

Karena insiden tersebut, Steven Jacobs (David Oyelowo), penanggung jawab penelitian yang dilakukan Will menjadi marah. Jacobs meminta Franklin (pengurus simpanse selama penelitian) untuk memusnahkan semua simpanse karena takut sudah terkontaminasi ALZ-112 hingga menjadi buas. Jacobs juga meminta Will untuk menghentikan penelitian dan menyusun kembali ALZ-112 dari awal. 

Tapi, ternyata ada hal lain yang membuat Bright Eyes menjadi buas, Bright Eyes baru saja melahirkan bayi jantan simpanse. Ia menjadi buas karena berusaha melindungi bayinya. Franklin kemudian menyerahkan bayi itu kepada Will. Awalnya Will menolak, tapi karena bingung harus menyerahkannya kepada siapa karena simpanse itu memang milik GEN-SYS, Will akhirnya menerimanya dan memeliharanya di rumah.

Will tinggal berdua dengan ayahnya, Charles Rodman (John Litgow) yang sudah mulai pikun. Charles sangat senang sekali dengan bayi simpanse itu, Charles memberinya nama Caesar. Will menyadari mata Caesar yang berbintik hijau cerah, Will sudah menduga ALZ-112 yang sudah disuntikkan ke Bright Eyes, ibu Caesar menurun ke Caesar. Benar saja, setelah 3 tahun berjalan, Caesar tumbuh menjadi simpanse yang cukup cerdas tidak seperti simpanse pada umumnya. 

Dengan seiring berjalannya waktu, Caesar tumbuh menjadi simpanse dewasa yang sangat cerdas, setia dan sayang kepada Will dan Charles. Demikian juga sebaliknya, Will dan Charles sudah menganggap Caesar seperti anggota keluarga. Tapi rupanya Will sudah lupa, bahwa Caesar adalah binatang yang tidak seharusnya tinggal di lingkungan manusia. Rasa sayang dan setia yang diekspresikan dengan cara yang salah oleh Caesar ketika mencoba melindungi Charles, akhirnya menghantarkan Caesar ke tempat penangkaran simpanse dan hidup terpisah dengan Will dan Charles. 


<img src="Rise of the Planet of the Apes.jpg" alt="Rise of the Planet of the Apes Will mengunjungi Caesar di tempat penangkaran">
Will mengunjungi Caesar di tempat penangkaran

Di tepat penangkaran itulah, Caesar bertemu dengan teman-temannya, sesama simpanse yang hidup di bawah perlakuan buruk manusia. Caesar yang pada mulanya mengenal manusia itu baik dari Will dan Charles, akhirnya merasakan juga kekejaman manusia dari buruknya perlakuan petugas tempat penangkaran. Caesar ingin segera pulang ke rumah, tapi Will gagal mendapatkan ijin kepulangan Caesar. Caesar yang tumbuh menjadi simpanse yang sangat cerdas, mampu berpikir, berbicara bahkan menyusun strategi akhirnya mempimpin teman-temannya untuk melepaskan diri dari tempat penangkaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar