16 Februari 2013

Scarface (1983)

<img src="Scarface.jpg" alt="Scarface Cover">
Pemain : Al Pacino, Michelle Pfeiffer, Steven Bauer 
Skor      : 8.7 / 10
Scarface (1983) on IMDb 

Saya termasuk penggemar film-film yang mengangkat kehidupan Mafia. Rata-rata film dengan tema Mafia memiliki cerita yang sulit untuk ditebak. Selain itu,  tokoh utamanya biasanya memiliki kemampuan akting yang berada diatas rata-rata seperti Al Pacino, Marlon Brando, Robert De Niro, dan Danzel Washington, karena seorang pemimpin Mafia selalu digambarkan sebagai  seseorang yang memiliki kharisma yang besar hingga disegani anggotanya, kecerdasan yang cenderung mengarah licik, hingga tidak takut mati. Kebanyakan ceritanya berakhir tragis, tapi  sangat sayang untuk dilewatkan karena konflik dan dialognya berbobot dan tetap mengharuskan penontonnya berpikir meskipun hanya menonton sebuah film. 

Kali ini saya akan mereview salah satu film favorit saya, yaitu Scarface. Scarface selalu menjadi jawaban pertama saya, jika saya ditanya tentang film favorit saya. Film ini bercerita tentang kehidupan Mafia. Berikut sedikit penjabaran mengenai Mafia yang saya ambil dari Wikipedia:

"Mafia, juga dirujuk sebagai La Cosa Nostra (bahasa Italia: Hal Kami), adalah panggilan kolektif untuk beberapa organisasi rahasia di Sisilia dan Amerika Serikat. Mafia awalnya merupakan nama sebuah konfederasi yang orang-orang di Sisilia masuki pada Abad Pertengahan untuk tujuan perlindungan dan penegakan hukum sendiri (main hakim). Konfederasi ini kemudian mulai melakukan kejahatan terorganisir.

Anggota Mafia disebut "mafioso", yang berarti "pria terhormat". Mafia melebarkan sayap ke Amerika Serikat melalui imigrasi pada abad ke-20. Kekuatan Mafia mencapai puncaknya di AS pada pertengahan abad ke-20, hingga rentetan penyelidikan FBI pada tahun 1970-an dan 1980-an agak mengurangi pengaruh mereka. Meski kejatuhannya tersebut, Mafia dan reputasinya telah tertanam di budaya populer Amerika, difilmkan di televisi dan bahkan iklan-iklan. Istilah "mafia" kini telah melebar hingga dapat merujuk kepada kelompok besar apapun yang melakukan kejahatan terorganisir (bandingkan dengan Mafia Rusia, Yakuza di Jepang), dan Triad di China."


Cerita dimulai pada Mei 1980, Fidel Castro membuka pelabuhan Mariel di Cuba dengan tujuan agar pengikutnya bisa berkumpul dengan kerabatnya di Amerika. Tercatat 125.000 pengungsi Kuba tiba di Florida dan 25.000 diantaranya memiliki catatan kriminal. Antonio (Tony) Montana (Al Pacino) dan temannya Manny Ribera (Steven Bauer) mendapatkan ijin tinggal dan pekerjaan di Miami, Amerika setelah berhasil membunuh Emilio Rebenga atas suruhan Omar Suarez.

Berikutnya, Omar meminta Tony untuk bertransaksi yeyo (kokain) dengan pedagang Columbia. Sekali lagi Tony berhasil. Tony membawa lari uang dan yeyo sekaligus. Kesempatan inilah yang membawa Tony dan Manny bertemu dengan Frank Lopez (gembong narkoba sekaligus atasan Omar) dan Tony jatuh cinta saat bertemu pertama kali dengan Elvira Hancock (Michelle Pfeifer), wanita Frank. Frank akhirnya merekrut Tony dan Manny menjadi anggotanya untuk membantu Omar.


<img src="Scarface.jpg" alt="Scarface Tony, Manny dan Frank">
Tony, Manny dan Frank
Setelah 5 tahun menghilang tanpa kabar, Tony akhirnya mengunjungi kediaman Ibu dan adik perempuannya, Gina. Tony datang dengan membawa sejumlah uang, meminta Ibu dan adiknya untuk tidak bekerja lagi karena saat ini ia sudah menjadi orang yang sukses. Tapi, Ibu Tony menolak uang pemberiannya dan mengusir Tony. Nalurinya sebagai seorang Ibu mengatakan , uang yang dibawa oleh Tony adalah uang haram (Tony telah membunuh, untuk mendapatkan uang itu). 

<img src="Scarface.jpg" alt="Scarface Tony dan Gina">
Tony menemui Gina dan Ibunya

Tugas berikutnya yang harus dilakukan oleh Omar dan Tony adalah menemui  Alejandro Sosa (pengusaha perkebunan yeyo di Bolivia) untuk mencapai kesepakatan harga. Frank berencana melakukan kerjasama dengan Sosa. Tapi sayang, Sosa membunuh Omar dalam perundingan itu dengan alasan Omar adalah seorang informan polisi. 

Sosa sangat terkesan dengan kemampuan Tony dalam bernegosiasi. Tony akhirnya berhasil mencapai kesepakatan dengan Sosa, meskipun dengan harga yang tinggi. Frank yang mengetahui itu sangat marah, karena Tony sudah mengambil keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan darinya. Frank tidak sanggup untuk membayar harga yang sudah Tony sepakati dengan Sosa. 

Frank menyebut Tony sebagai seorang yang serakah, dan seorang yang serakah pasti tidak akan bertahan lama dalam dunia bisnis. Akhirnya Frank menyuruh anggotanya untuk membunuh Tony di sebuah club malam. Tetapi usaha Frank gagal. Tony mengetahui rencana Frank. Tony akhirnya membunuh Frank dan membawa pergi Elvira. 

<img src="Scarface.jpg" alt="Scarface Tony dan Frank">
Tony akhirnya membunuh Frank
Sejak saat itu Tony menjadi seorang yang sukses, semua telah ia miliki, kerajaan bisnis Tony Montana (TM), uang, rumah mewah, mobil mewah, pakaian, salon untuk Gina, dan Elvira yang kini sudah menjadi istrinya. Semua yang ia inginkan bisa ia beli. Seperti yang Tony katakan, 'Dunia dan semua yang ada didalamnya', harus ia miliki. Semua orang mengenalnya dengan julukan Scarface karena luka gores yang ada di wajahnya. 

<img src="Scarface.jpg" alt="Scarface World is Yours">
Balon udara bertuliskan WORLD IS YOURS
Dilihat Tony setelah membunuh Frank
Tetapi itu semua tidak lantas membuatnya menjadi jauh lebih bahagia. Tony tidak mempercayai semua orang di sekitarnya, ia hanya mempercayai dirinya sendiri. Setiap hari yang ada di kepalanya hanyalah uang. Ia merasa tidak membutuhkan orang lain. Tony juga sudah tidak dapat lagi tidur dengan nyenyak, ia harus mengeluarkan uang yang cukup besar untuk merancang sistem keamanan yang ada di rumahnya. Ia merasa nyawanya terancam oleh kompetitor-kompetitornya.

<img src="Scarface.jpg" alt="Scarface Tony">
Tony akhirnya tetap merasa sendiri di istananya
Scarface adalah sebuah potret kehidupan manusia pada umumnya. Manusia yang serakah, yang selalu menginginkan lebih dari apa yang sudah ia miliki saat ini. Scarface juga memperlihatkan bahwa seburuk apapun perilaku manusia, manusia masih tetap diberikan anugerah kemampuan yang besar untuk mencintai orang-orang terdekatnya. 

Meskipun Scarface adalah film dengan ucapan umpatan f**k yang sangat banyak bukan main, sampai-sampai ada dialog Elvira yang mengatakan 'Bisakah kamu untuk tidak selalu mengucapkan kata f**k di rumah ini?', tetapi Scarface tetap memberikan sebuah pelajaran bagi penontonnya. Scarface mengajarkan bahwa tidak semua bisa dibeli oleh uang, termasuk kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan tidak terdapat pada materi, bukan pada saat kita menjadi orang yang sukses, atau di dalam sebuah rumah mewah.  Kebahagiaan itu ada di dalam hati. Jika kebahagiaan itu ada di dalam hati, bagaimanapun keadaan kita dan dimanapun kita berada kita akan tetap merasa bahagia. 

Empat jempol untuk akting Al Pacino di film ini. 170 menit yang saya habiskan untuk menonton film ini, tanpa terasa, lewat begitu saja.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung ke ReviewCinema, Sdr. Thomas Irwan Kristanto :).
      Tapi maaf, komentar Anda terpaksa saya hapus, karena tidak diperkenankan membagi link download apapun, apalagi link download film di dalam ReviewCinema.

      Terima Kasih

      Hapus
  2. Just saw this movie in 2022
    I know, it's to late
    And i realized that this movie inspire one of the best video games ever made, GTA: Vice City, although I've played it since 2002
    Well, I think Scarface is one of the best mafia themed movie after The Godfather Trilogy, The Irishman, Goodfellas

    BalasHapus