20 Juni 2014

Edge of Tomorrow (2014)

Membuat Pusing yang Menonton
<img src="Edge of Tomorrow.jpg" alt="Edge of Tomorrow Cover">
Skor       :  5.0 / 10
Edge of Tomorrow (2014) on IMDb 
Dua saudara sepupu saya yang saya temui beberapa hari sebelum saya menonton film ini, memberikan pendapat yang berbeda. Seorang mengatakan film ini telah membuatnya pusing sementara yang seorang lagi mengatakan film ini sangat bagus dan tidak boleh dilewatkan. Rasa penasaran saya semakin tinggi setelah melihat skornya di IMDB yang termasuk tinggi, di atas 8.0. Bukan hanya itu, mayoritas anggota grup penghobi film di sebuah social media yang saya ikuti juga mengatakan kalau film ini sangat bagus. Akhirnya, dalam sebuah kesempatan, saya menonton film ini dengan beberapa orang teman. Tapi nyatanya, (maaf) saya koq tidak merasakan sesuatu yang bagus di film ini. 

Saya justru sangat setuju dengan dua orang (tambah satu orang lagi) yang mengatakan film ini membuat kepala menjadi pusing. Apa yang membuat pusing? Kamera yang terus bergerak saat mengambil gambar seperti yang kebanyakan orang bilang? Bukan !!, karena saya memang merasa baik-baik saja ketika menonton. Lalu apa? Storyline, Yaa!! storyline. Setelah menyamakan persepsi, ternyata storyline yang membuat film ini memusingkan. Bahkan sedari awal, saya juga sudah merasa sedikit bingung. Koq bisa? 

Begini ceritanya, ketika kami masuk studio, film sudah bermain sekitar 15 menit, tapi kami tetap saja menikmati film itu. Tidak seberapa lama, petugas XXI menghampiri kami dan meminta kami pindah ke studio lain karena ternyata kami salah masuk studio. Dengan terpaksa, kami akhirnya pindah studio dan begitu masuk, kami sedikit lega karena ternyata film justru belum diputar. Sekitar 2 menit kemudian kami mulai menikmati film ini dari awal. Dari sinilah awal mula kebingungan saya, saya melihat adegan yang mirip dengan adegan yang sudah saya lihat di studio sebelumnya padahal film baru memasuki menit-menit awal. Hmmm.., aneh pikir saya, tapi saya mengabaikan itu dan tetap fokus menonton. 

Ternyata, apa yang saya bingungkan mulai sedikit terjawab. Apakah Anda pernah bermain video game? Edge of Tomorrow sebenarnya memiliki ide yang cukup unik, ya layaknya seperti video game, karakter utamanya (Cage) memiliki kesempatan hidup tidak terbatas. It's OK. Tapi yang lumayan mengganggu adalah cerita yang kembali lagi ke awal setiap hidup kembali. Dan itu tidak hanya terjadi 2 atau 3 kali, tapi 5 kali bahkan lebih (sayang ketika itu, saya tidak terpikir untuk menghitung). Grggggrr.. bisa dibayangkan, berapa kali kita harus menonton adegan yang sama berulang-ulang, membosankan, membuang-buang waktu dan pasti memusingkan.


<img src="Edge of Tomorrow.jpg" alt="Edge of Tomorrow Cruise sebagai Cage">
Cruise sebagai Cage

Ketika menonton ini, saya juga jadi teringat buku cerita zaman jadul yang memberikan alternatif bagi pembaca untuk memilih jalan ceritanya. Biasanya alternatif itu diletakkan di bawah halaman. Pembaca dapat meloncat ke halaman tertentu sesuai pilihannya. Isinya kira-kira seperti ini : Jika Anda ingin memilih membebaskan si A, pergi ke halaman sekian. Jika tidak, lanjutkan ke halaman berikutnya. Ya, itulah yang juga terjadi pada Cage, setiap kali ia mengulang suatu peristiwa ia dapat memilih alternatif lain kelanjutan cerita berikutnya dan pastinya dapat ditebak, ia sudah belajar dari kegagalan sebelumnya untuk berhasil melewati cerita yang sama.

Apa yang diangkat dalam Edge of Tomorrow sebenarnya sangat sederhana, yaitu menyelamatkan bumi dari alien. Tapi dibuat rumit tanpa memperhatikan isi cerita, tidak berisi dan hanya mengandalkan aksi serta visual efek yang wah saja. Film ini juga kurang cocok jika dikategorikan sci-fi karena tidak terlalu terasa sci-fi nya, yang lebih menonjol justru adegan dan dialog yang mengundang tawa penonton. Sayang, ide yang unik tidak dibarengi dengan storyline yang bagus.

Aksi Tom Cruise sebagai Cage di film ini juga tidak ada yang istimewa. Entah kenapa, saya kurang suka Cruise di sini, mungkin karena karakter Cage yang nanggung, kocak agak penakut tapi tidak sesuai dengan style Cruise yang macho dan memiliki wajah serius. Tapi sebaliknya, Emily Blunt yang berperan sebagai Rita, pasangan Cruise di film ini, tampil sangat oke, lebih garang dan tegas dari Cruise. Tubuh Blunt juga terlihat sangat sexy dan sedikit berotot di film ini. Saya yang cewek saja terkesima, apalagi yang cowok ya heheh.... Untuk chemistry mereka, enggak dapat sama sekali.


<img src="Edge of Tomorrow.jpg" alt="Edge of Tomorrow Si Sexy Blunt">
Woow si sexy Blunt
Salah satu adegan yang diulang beberapa kali, favorit para cowok pastinya

Akhir kata, saya setuju dengan pendapat yang memberikan skor 5 untuk film ini. Maaf sebelumnya, kalau memang saya tidak merasakan sesuatu yang positif pada Edge of Tomorrow. Buat saya film ini termasuk gagal menghibur penonton dan malah membuat penonton jadi pusing. 



AWAS !!! BERIKUT INI ADALAH SPOILER !!

Cage (Tom Cruise) mendapati keanehan di dalam dirinya setelah bergabung dengan pasukan khusus melindungi bumi dari Alien. Keanehan itu ia alami setelah terbunuh ketika bertempur melawan Alien. Pada pertempuran itu, semua pasukan kalah dan terbunuh. Cage menjadi seseorang yang memiliki kesempatan hidup kembali yang tidak terbatas. Ia akan hidup kembali seketika setelah mati, meskipun ia harus kembali memulai semuanya dari awal, yaitu di suatu tempat ketika ia pertama kali datang dan bergabung bersama pasukan.

Setelah melewati beberapa pengulangan mati dan hidup kembali, ia bertemu dengan Rita (Emily Blunt), seorang pasukan wanita (lebih tepatnya pahlawan) yang sangat berjasa dan disegani. Dari Rita yang juga pernah mengalami keanehan serupa dengan Cage, Cage mulai mengetahui sedikit demi sedikit penyebab keanehan di dalam dirinya. Cage mendapatkan kemampuan itu setelah berhasil membunuh salah satu jenis Alien terkuat dan paling langka saat pertama kali bertempur.


<img src="Edge of Tomorrow.jpg" alt="Edge of Tomorrow Alien">
Alien yang menyebabkan Cage memiliki kemampuan hidup tak terbatas

Dengan bantuan Rita, Cage berusaha untuk mengatasi keanehan di dalam dirinya. Mereka mempelajari segala kegagalan yang pernah terjadi di masa lalu, melatih ketahanan dan kekuatan fisik Cage, dan membuat pilihan-pilihan baru di masa yang akan datang. Semua itu mereka lakukan dengan tujuan memecahkan teka-teki otak musuh mereka yang sebenarnya agar bumi selamat dari serangan Alien.

6 komentar:

  1. hehehe


    aku malah demen banget, sempat mau 2x nonton
    tapi memang ga semua orang bisa menikmati genre scifi seperti film ini dan Oblivion (film om cruise sebelumnya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya, film scifi aku juga suka, seperti Back to the Future dan Donnie Darko.
      Cuman urutan skor'ku mengacu dari isi cerita, pesan, dialog, pemain, adegan dan yang terakhir visual efek. Jadinya untuk Edge of Tomorrow tidak seberapa suka, hehhe...

      Kalau Oblivion aku belum nonton, nanti aku coba tonton deh. Thank you Bert :)

      Hapus
  2. Mbak Mauren film ini ceritanya mirip Source Code..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Ivan atas info'nya
      Wah kebetulan sekali ini karena saya belum pernah nonton Source Code :)

      Hapus
  3. Saya suka sekali dengan film ini, kenapa? awal nya saya tidak ngerti film ini tentang apa, ending story alien bisa dibunuh dan semua selamat sebenarnya bukan itu inti sisi positif nya, musti nonton film ini minimal 2 Kali baru terasa deh benefit nya apa dari film ini, saya saja nonton film ini 3 x, nonton yg pertama dan kedua belum kena, lalu yg ketiga saya baru sadar ttg film ini, jadi inti nya jika manusia melatih diri karena niat dari lubuk hati maka ia menjadi ahli dalam bidang nya dan menjadi super yang tak terkalahkan dalam hal apa saja, jadi disini ingin di ungkapkan teory latihan 10.000 jam atau sama dengan 10 tahun pengalaman melakukan aktiitas rutin yang sama maka anda menjadi ahlinya, dalam hal ini Cage menjadi ahli sebagai fighter soldier.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hii.. vernandez, terima kasih sudah berkunjung dan berbagi sudut pandang serta infonya :)

      Hapus