6 Juni 2014

The Basketball Diaries (1995)

The Basketball Diaries, Masalah Remaja yang Kompleks
<img src="The Basketball Diaries.jpg" alt="The Basketball Diaries Cover">
Skor       :  9.0 / 10
The Basketball Diaries (1995) on IMDb 
Menonton The Basketball Diaries seperti sebuah kebetulan yang pas. Pas saya sedang tidak fit dan butuh motivasi, koq ya pas nonton film ini. Saya menonton jam 6 pagi, setelah malam harinya hanya sempat tidur selama 3 jam. Karena kurang tidur, saya menonton dengan kepala yang terasa berat, tapi tentu saja saya tetap bersemangat. Satu alasan utamanya adalah DiCaprio. Ya, aktor favorit saya, DiCaprio, bermain di film ini dan menjadi pemeran Jim Carrol, karakter utama. Kisah nyata kehidupan Jim yang penuh liku-liku ditampilkan dengan sangat apik di film ini. Masalahnya memang masih klise, permasalahan seputar remaja, tapi tidak bisa dipandang remeh. Masalah yang membelit kehidupan Jim ini memang layak untuk diangkat ke dalam sebuah film. Mengapa? Ya karena sangat kompleks, mulai dari persahabatan, perkelahian remaja, hubungan keluarga, seks bebas, penyimpangan seks, agama, pendidikan, kriminalitas hingga yang menjadi fokus utamanya, yaitu drugs. Rumit dan kompleks bukan??

Dalam The Basketball Diaries, kita akan melihat semua aspek kehidupan yang tampaknya sepele tapi justru bisa menjadi boomerang bagi seorang remaja. Anda bisa bayangkan, tidak adanya tempat untuk berbicara dan berbagi mampu membuat seorang remaja menjadi merasa tersingkir dan akhirnya tersesat. Sangat miris bukan? Tidak mudah memang menjadi seorang remaja yang berusaha memegang prinsip dan mencari jati diri di tengah carut-marut kehidupan yang kejam dan tidak pasti. Satu-satunya jalan keluar hanyalah keberanian untuk menghadapi kenyataan meskipun pahit. Peran serta orang-orang terdekat seperti keluarga dan sahabat menjadi sesuatu yang krusial dan ternyata dapat menyelamatkan remaja itu sendiri.  


<img src="The Basketball Diaries.jpg" alt="The Basketball Diaries Kompetisi Basket">
Kompetisi basket
Semua kenakalan dan lelucon khas remaja ditampilkan dengan sangat jelas, gamblang, apik dan tetap natural. Jadi jangan terkejut, jika seandainya ketika menonton film ini, Anda akan tersenyum karena teringat kembali pada masa-masa remaja Anda. Memiliki sebuah gank, selalu menghabiskan waktu bersama dan membuat keonaran-keonaran kecil.

Penyampaian cerita dalam film ini juga tidak serta-merta hanya dari adegan yang ditampilkan. Sepanjang film, penonton akan ditemani dengan penyampaian cerita yang dilakukan oleh Jim (DiCaprio) sendiri. Karakter dan watak Jim dapat semakin penonton rasakan melalui itu. Perasaan bahagia, sedih, kecewa, marah, caci maki, bahkan umpatan-umpatan jorok juga ada di dalamnya. Unik dan menarik. 

<img src="The Basketball Diaries.jpg" alt="The Basketball Diaries Jim dan sahabatnya, Reggie">
Jim dan sahabatnya, Reggie

Soal akting para pemainnya? Wow, DiCaprio sungguh LUAR BIASA!!. Di usianya yang masih muda, ketika itu 21 tahun, DiCaprio sudah menunjukkan kalau ia memiliki potensi. Tidak mudah lho memerankan seorang pecandu obat-obatan apalagi ketika sedang ketagihan atau sakau. Sepintas, melihat DiCaprio di film ini mengingatkan saya dengan DiCaprio dalam The Wolf of Wall Street. Di kedua film itu DiCaprio memerankan karakter yang akrab dengan dunia drugs, hanya saja dalam The Basketball Diaries karakter yang diperankan jauh lebih menantang. 


<img src="The Basketball Diaries.jpg" alt="The Basketball Diaries Akting DiCaprio">
Akting DiCaprio
<img src="The Basketball Diaries.jpg" alt="The Basketball Diaries DiCaprio saat memerankan Jim yang ketagihan">
DiCaprio saat memerankan Jim yang kecanduan

Selain DiCaprio, masih ada lagi Mark Wahlberg. Meskipun ketika itu masih muda, ternyata Mark terlihat sudah memiliki postur tubuh yang berotot. Aktingnya juga dapat mengimbangi DiCaprio, meskipun memang masih lebih baik DiCaprio.

Seperti yang sudah saya katakan di atas, film ini adalah suatu kebetulan yang PAS buat saya. The Basketball Diaries memiliki pesan yang bagus untuk disampaikan kepada penontonnya. Kisah Jim membuat saya lebih termotivasi dan bersemangat. Dari kisah Jim saya menyadari bahwa tidak semua apa yang terjadi itu sesuai dengan keinginan kita. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik untuk orang lain. Kita harus belajar menerima kenyataan itu. Dan di saat kita menolak dan berlari dari kenyataan itu, itulah awal dimana saat kita mulai terjerumus dan akhirnya terjatuh. Di saat itulah, kita akan menemukan orang-orang yang betul-betul tulus kepada kita. Ya, di saat kita tidak memiliki apapun, kita akan dapat melihat mereka lebih jelas. Dan jika mereka menghampirimu, ya jangan ditolak!, karena bisa jadi itu adalah jalan keluar yang memang diberikan oleh-Nya untuk kita. Tapi, kembali lagi sukses tidaknya, bergantung kepada tekad kita untuk bangkit.



AWAS !!! BERIKUT INI ADALAH SPOILER !!

Jim Carroll (Leonardo DiCaprio) adalah seorang remaja yang tinggal bersama ibunya (Lorraine Bracco) di sebuah apartemen sederhana kawasan padat penduduk. Tidak dijelaskan dimana ayah Jim berada, namun yang pasti ibu Jim mengasuhnya sebagai seorang ayah dan juga ibu (single parents). Meskipun seorang diri, ibu Jim selalu berusaha memberikan kasih sayang dan perhatian kepada Jim. Ia sangat menyayangi Jim, demikian pula Jim, sangat menghormati ibunya. Hubungan mereka sebetulnya sangat dekat, namun karena keterbatasan ibu Jim dalam berkomunikasi, Jim lebih senang menumpahkan perasaannya dengan menulis puisi dan buku harian.  

Jim memiliki sebuah gank yang terdiri dari Pedro (James Madio), Neutron (Patrick McGaw) dan Mickey (Mark Wahlberg). Mereka bersahabat dekat, sangat kompak dan sering menghabiskan waktu bersama. Jim, Neutron dan Mickey pandai bermain basket dan memperkuat tim inti basket sekolah.


<img src="The Basketball Diaries.jpg" alt="The Basketball Diaries Pedro, Jim, Mickey dan Neutron">
Pedro, Jim, Mickey dan Neutron

Layaknya remaja pada umumnya, mereka sering melakukan keonaran-keonaran kecil, seperti berkelahi, mencuri jam tangan milik tim lawan basket mereka dan membuat keributan di dalam kelas. Kenakalan mereka masih dapat diterima sampai ketika Jim merasa terpukul karena kehilangan sahabat dekat sekaligus pemain basket idolanya di sekolah yang meninggal karena kanker.

Jim merasa sangat kehilangan tapi rupanya sahabat-sahabatnya tidak dapat merasakan apa yang ia rasakan. Sejak saat itu, Jim, Pedro, Neutron dan Mickey mulai mengenal seks bebas dan obat-obatan. Karena obat-obatan itu pula, impian Jim untuk memperkuat tim basket sekolah di NBA harus pupus. Jim dan teman-temannya akhirnya dikeluarkan dari sekolah. Ibu Jim yang mengetahuinya sangat marah dan mengusir Jim dari rumah. Mereka mulai menjadi pecandu berat dan melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi kebutuhan mereka akan obat-obatan. Mencopet, mencuri mobil dan membobol kasir sebuah kafe. Jim yang selama ini selalu teguh mempertahankan prinsip dan harga dirinya dengan perilaku seks yang normal, terpaksa harus menerima perilaku seks menyimpang hanya demi uang.


Jim dan kawan-kawan mencuri kasir kafe

2 komentar: