15 September 2013

Fight Club (1999)

Edward Norton vs Brad Pitt
<img src="Fight Club.jpg" alt="Fight Club Cover">
Pemain :  Edward Norton, Brad Pitt, Helena Bonham Carter
Skor      :  7.2 / 10
Fight Club (1999) on IMDb 
Pertama kali melihat cover film ini, saya langsung mengira Brad Pitt adalah tokoh utama Fight Club. Tapi jika Anda memiliki pemikiran yang sama dengan saya, Anda harus siap-siap kecewa karena David Fincher, sebagai sutradara, justru memasang Edward Norton sebagai pemeran utama. Tapi, Anda dan juga saya, harus siap-siap mengakui kalau pilihan Fincher, yang juga pernah menggarap Se7en, ternyata adalah pilihan yang sangat tepat. Fight Club mengisahkan seorang pria (Edward Norton) sebagai Narator yang sedang menceritakan kisah hidupnya. Nama pemuda itu tidak pernah sama sekali disebutkan secara pasti dalam film. 
Narator bekerja di perusahaan mobil. Posisi karirnya bisa dibilang cukup lumayan, tapi ia memiliki masalah yang serius. Narator memiliki pola hidup yang sangat konsumtif. Semua barang yang ia gunakan adalah barang-barang pilihan dan tentu saja bermerek, termasuk untuk urusan furniture dalam apartemennya. Cukup aneh memang jika seorang pria sangat suka mengikuti dan membeli furniture model terbaru.

Masalah Narator tidak hanya itu saja, ia juga mengalami gangguan tidur (Insomnia). Narator pergi ke dokter dan meminta obat, tapi dokter memintanya untuk berolah raga dan melihat kelas sharing di gereja. Narator mendatangi kelas sharing, mendengarkan cerita beberapa orang yang sudah divonis menderita penyakit parah, dan menumpahkan kesedihannya dengan pasangan sharing. Narator merasa jauh lebih baik dan mulai bisa mengatasi masalah insomnianya.


<img src="Fight Club.jpg" alt="Fight Club Narator dalam suatu kelas sharing">
Narator dalam pelukan Bob (pasangan sharing) dalam suatu kelas 

Tapi, sejak saat itu Narator menjadi ketagihan mengikuti kelas sharing. Setiap hari, sepulang bekerja, ia menghabiskan waktunya dengan mengikuti berbagai macam kelas sharing. Hingga akhirnya ia merasa terganggu dengan kehadiran seorang wanita bernama Marla (Helena Bonham Carter) yang mengikuti berbagai macam kelas sharing hanya untuk mendapatkan secangkir kopi gratis. 

Narator tidak menyukai kehadiran Marla karena ia adalah seorang penipu. Narator meminta Marla untuk tidak mengikuti kelas sharing pada hari dan jam yang sama dengan dirinya. Mereka pun setuju dan membagi waktu kelas sharing agar tidak bertemu satu sama lain. Mereka juga saling bertukar nomor telepon.


<img src="Fight Club.jpg" alt="Fight Club Marla dan Narator">
Marla dan Narator

Dalam sebuah penerbangan ke tempat tugas, Narator bertemu dengan Tyler Durden (Brad Pitt), seorang yang mengaku bekerja sebagai pembuat sabun batangan, bekerja paruh waktu di bioskop dan restoran. Setibanya kembali ke apartemen, Narator mendapati apartemennya habis terbakar. Karena tidak memiliki tempat tinggal dan tujuan, Narator kemudian menghubungi Tyler. Keduanya kemudian bertemu di sebuah bar. 
Malam itu, Tyler dan Narator bercerita kehidupan masing-masing dan bergurau dengan saling memukul. Keduanya merasa puas meskipun muka mereka lebam karena pukulan satu sama lain. Tyler kemudian mengajak Narator untuk tinggal bersama di rumahnya. 


<img src="Fight Club.jpg" alt="Fight Club Tyler dan Narator">
Tyler dan Narator

Rumah Tyler sangat sederhana, kotor, banyak bagian yang rusak dan mungkin hampir roboh. Keduanya kemudian menjadi sahabat baik. Berawal dari kepuasan yang mereka dapatkan setelah saling memukul satu sama lain, mereka kemudian membentuk kelompok bernama Fight Club. 

Fight Club beranggotakan orang-orang dari semua kalangan yang suka berkelahi untuk kesenangan. Keanggotaannya gratis hanya saja ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota. Fight Club melakukan kegiatannya di ruang bawah sebuah bar. Setiap malam, mereka berkumpul dan menyaksikan perkelahian satu lawan satu yang dilakukan oleh setiap anggotanya. Fight Club kemudian semakin berkembang ke beberapa wilayah dan anggotanya semakin banyak.
  
<img src="Fight Club.jpg" alt="Fight Club Suasana di dalam Fight Club">
Suasana di dalam Fight Club

Sejak saat itu, Narator sudah tidak pernah lagi mendatangi kelas sharing. Narator lebih menyukai menjadi anggota Fight Club. Narator merasa puas jika bisa melampiaskan masalahnya dengan berkelahi. Sementara itu, Marla, yang sudah lama tidak pernah melihat Narator di kelas sharing, menghubungi Narator. Marla mengancam akan bunuh diri, tapi Narator tidak menggubris Marla. Tyler yang kebetulan mendengar kata-kata Marla, menghampirinya, mengajaknya ke rumah dan melakukan hubungan seks. 

Kehadiran Marla di rumah Tyler membuat hubungan Tyler dan Narator menjadi sedikit panas. Narator tidak menyukai kehadiran Marla di rumah Tyler. Selain itu, tugas yang diberikan Tyler kepada anggota Fight Club semakin bertentangan dengan prinsip Narator. Aksi-aksi Fight Club juga semakin kelewatan dan menjurus ke arah Vandalisme (aksi perusakan yang ditujukan untuk kelompok-kelompok elit).

Lalu apakah yang sebetulnya direncanakan oleh Tyler? Siapakah Tyler sebenarnya? Semuanya itu akan terjawab dengan sangat jelas hingga film berakhir.


Satu quote menarik dalam film Fight Club
Sebuah peraturan yang harus ditaati oleh semua anggota Fight Club, yaitu
"Dilarang untuk membicarakan tentang Fight Club saat berada di dunia luar"




Seperti yang sudah saya katakan di awal, Norton bermain sangat baik di film ini. Meskipun harus bersanding dengan ketampanan Pitt, Norton sanggup mengimbangi, bahkan bisa dibilang melebihi keberadaan Pitt. Saya sendiri sampai lupa kalau lawan main Norton adalah Pitt. Norton bermain sangat total, seperti saat ia harus beradegan berkelahi seorang diri atau saat ia harus beradu argumen dengan atasannya. 

Pada menit-menit awal, diperlukan perjuangan yang lumayan untuk tetap dapat mengikuti film ini karena ceritanya berjalan sangat lambat. Saat itu, cerita belum sampai ke inti permasalahan dan masih sibuk memperkenalkan karakternya, begitu membosankan. Baru setelah terjadi konflik antara Narator, Tyler dan Marla cerita mulai menarik untuk diikuti dan membuat penonton semakin penasaran hingga film berakhir.

Tapi sayangnya, saya dibuat kecewa lagi dengan akhir film yang tidak sebanding dengan kerumitan masalah yang sudah dialami oleh karakter-karakternya. Meskipun mengejutkan, tapi yah begitu saja, tidak istimewa.

Satu catatan, beberapa gambar, adegan, suara dan properti dalam film ini juga menjurus ke arah seksualitas. Meskipun tidak banyak, tapi tetap saja tidak baik jika dilihat oleh anak di bawah umur. Jadi, Anda juga harus mempertimbangkan waktu, tempat dan dengan siapa Anda menonton film ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar